Pada prinsipnya, semua benda akan bergerak dari tempat tinggi ke rendah. Angin merupakan sebuah benda gas. Oleh karena itu, angin yang disebut juga udara yang bergerak akan senantiasa bertiup dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Merujuk pada hukum Buys Ballot bahwa angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah, maka angin pun akan bergerak dari tempat yang udaranya lebih dingin ke tempat yang udaranya lebih panas.
Sebagaimana diketahui, udara di daerah khatulistiwa lebih panas, sementara udara di bagian kutub utara maupun selatan lebih dingin. Oleh karena itu, udara/angin, baik dari belahan utara maupun selatan akan senantiasa bergerak sama-sama menuju arah khatulistiwa. Namun ketika menuju daerah khatulistiwa, karena pengaruh arah rotasi bumi, dari barat ke timur, maka menyebabkan pembelokkan arah angin.
Angin yang berasal dari belahan bumi utara akan membelok searah dengan arah rotasi bumi (dari barat ke timur) sehingga pembelokkan melengkung ke arah kanan atau berlawanan dengan arah jarum jam. Sementara sebaliknya, angin yang berasal dari belahan bumi selatan akan membelok berlawanan dengan arah rotasi bumi (dari barat ke timur) sehingga pembelokkan melengkung ke arah kiri atau searah dengan arah jarum jam. Perhatikan gambar berikut ini :
Berdasarkan gambar di atas bisa diamati terjadi pembelokkan arah angin ketika ingin menuju daerah khatulistiwa. Pembelokkan arah angin ke kanan dan ke kiri ini istilahnya disebut efek Coriolis, yaitu gerak pembelokan arah angin di daerah khatulistiwa sebagai akibat rotasi bumi.
Pada tataran berikutnya, angin yang berhembus akan melewati seluruh benda/materi yang ada di permukaan bumi. Namun demikian, ada yang ikut terbawa oleh angin dikarenakan benda atau materi tersebut tidak terpancang secara kuat pada permukaan bumi, contoh seperti air laut.
Sebagaimana diketahui, permukaan bumi lebih dari 70 % berisi perairan, sedangkan sisanya kurang dari 30 % berisi daratan. Oleh karena itu, tidak mengherankan perairan-perairan yang ada di daerah khatulistiwa sering menjadi pertemuan dua arus laut yang berbeda, akibat terbawa dari pembelokkan arah angin tersebut di atas. Ilustrasinya amati gambar berikut:
Berdasarkan gambar di atas bisa diamati terjadi pembelokkan arus laut yang terjadi di perairan-perairan yang terdapat di daerah khatulistiwa. Untuk lebih memahaminya, buka link video youtube berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=1f2Mu5zahkQ dan berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=EQ0eFL7Mgaw
Dalam perspektif agama Islam, banyak ayat-ayat al-Quran yang membahas tentang angin dan air laut. Sebagaimana dalam ayat berikut ini :
مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
Artinya: Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu (Qs. Ar Rahman : 19)
Berkaitan dengan peristiwa alam, terjadinya pembelokan arah angin dan arus laut di daerah khatulistiwa, khususnya di wilayah Indonesia, Lampung memunculkan beragam tradisi yang berkembang di daerah ini, seperti tradisi Ngumbai Lawok. Terminologi Ngumbai Lawok, sebenarnya sudah lama dikenal dalam tradisi masyarakat Jawa dan Bugis, namun dengan istilah Ruwat Laut. Ngumbai Lawok atau “mencuci laut” merupakan acara tasyakuran adat masyarakat nelayan Lampung Pesisir Barat atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut, berupa banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan ke depannya akan diperoleh kembali hasil tangkapan ikan yang melimpah dan bahkan bisa terus bertambah dan meningkat. Dengan itu, Ngumbai Lawok dilakukan dengan cara melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Arti lainnya tradisi ini disebut juga ritual sedekah laut.
Gambar 9
Ritual Ngumbai Lawok
Masyarakat Adat Lampung
Asal muasal tradisi Ngumbai Lawok di Pesisir Barat dilatarbelakangi karena terdapat keyakinan masyarakat, dimana laut memiliki “Penguasa”, sehingga perlu diberikan persembahan yang berbentuk sesajian kepala kerbau juga beberapa hasil pertanian. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah, sehingga laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan Ngumbai Lawok yang dalam pelaksanaanya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud terima kasih atas nikmat Tuhan YME.
Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dan alam). Sebab dari sejak lama, ritual ini telah dilaksanakan dan diwariskan secara turun menurun oleh nenek moyang sebelumnya dan sekaligus sebagai bentuk religiositas masyarakat. Warga sangat senang bisa melakukan ritual tahunan itu karena segala hasil laut diberikan atas kekuasaan Tuhan YME.
Jadi, tradisi Ngumbai Lawok dilakukan dengan tujuan agar para nelayan diberikan keselamatan dan hasil tangkapan menjadi lebih banyak. Hal tersebut dapat dipahami karena profesi mereka sebagai nelayan akan sangat tergantung dengan situasi dan kondisi alam. Jika cuaca alam mendukung, maka hasil tangkapan akan menjadi banyak, sebaliknya jika cuaca alam kurang mendukung, maka hasil panenpun mengalami penurunan. Intinya, tujuan pelaksanaan ritual ini agar masyarakat terhindar dari marabahaya, musibah maupun bencana, serta diberikan rezeki yang berlimpah.
Umumnya pelaksanaan Ngumbai Lawok dilakukan pada tanggal 1 atau 10 Muharram dan syuro Muharram. Tanggal ini dipilih karena adanya kepercayaan Nabi Nuh as berhasil menyelesaikan pembuatan bahtera dan selamat bersama para pengikutnya dari kemarahan air laut yang begitu dahsyat, namun menenggelamkan orang-orang yang berada di luar kapal tersebut. Karena itu, timbul kepercayaan bahwa tanggal 1 atau 10 muharram adalah hari baik untuk membersihkan laut.
Prosesi awal Ngumbai Lawok diawali dengan pemandian pusaka. Seluruh pusaka yang ada di rumah kraton kesultanan marga Way Napal dibersihkan, kemudian dilanjutkan dengan membersihkan Lamban Gedung Marga Way Napal. Kemudian prosesi berikutnya, masyarakat menyiapkan batang bambu sebanyak 27 batang. Setelah bambu terkumpul, masyarakat bersama-sama menyusun bambu tersebut hingga menjadi satu dan menyatu yang disebut dengan rakit kencana, lalu diatasnya dibentuk seperti perahu atau jukung.
Persiapan berikutnya adalah pembuatan sepasang patung pengantin. Sebelum patung dibuat, keluarga sultan akan meminta petunjuk terlebih dahulu dengan cara berpuasa (puasa mutih) dan berdzikir hingga mendapatkan petunjuk baik dari mimpi atau datang orang yang tidak dikenal yang memberitahukan jenis tanah seperti apa yang akan dibuat menjadi patung dan tempat pengambilan tanah tersebut. Tanah tersebut diambil lalu dibentuk menyerupai sepasang patung pengantin yag berukuran sedang yakni sebesar betis orang dewasa.
Pada hari acara, pembukaan dimulai dengan menampilkan tari-tarian adat, nyambai, pertunjukan silat atau silek Lampung. Sebari menyiapkan sesajen untuk dilarungkan, seperti kepala kerbau, maka dagingnya dimasak dan akan dimakan nanti secara bersama-sama. Selain itu dipersiapkan juga berupa kain putih dan kain hitam, patung pengantin, bunga tujuh macam (mawar merah, mawar putih, kembang kelapa, kembang tali, kembang cempaka, kembang ganda suli, kembang ghatus), minyak wangi, air bekas pemandian pusaka, kue tujuh macam, nasi tumpeng, dan buah-buahan.
Adapun makna syarat-syarat Ngumbai Lawok adalah :
Dilanjutkan dengan pembacaan khadaroh Nabi Muhammad Saw, Nabi Nuh As, Nabi Sulaiman As, Khulafaurrasyidin, Syekh Abdul Qadir Jaelani dan para ulama yang telah wafat. Dibacakan juga surah Yasin dan dilanjutkan dengan do’a bersama memohon rezeki dan dijauhkan dari segala marabahaya dan bencana.
Sebelum sesajen dilarung, sebelumnya diarak (dipawai) dan ketika tiba di dekat pantai dilakukan riungan atau pembacaan do’a secara bersama-sama di pinggir pantai dengan dipimpin oleh tokoh mayarakat atau adat. Adapun perlengkapan untuk melarung yaitu kepala hewan, kain putih, bunga tujuh macam, dua telor ayam mentah dan pembakaran kemenyan. Untuk telor dan pembakaran kemenyan ini hanya sebagai syarat, kemudian kepala kerbau dibuang dengan diiringi doa-doa selamat agar dijauhkan dari segala bala (marabahaya) seperti kesurupan, badai dan topan, gelombang besar, serta agar di mudahkan dalam mencari ikan, sedangkan untuk daging hewan (kerbau/kambing) tersebut dimasak kemudian dimakan secara bersama-sama oleh masyarakat yang melaksanakan ngumbai lawok tersebut.
Dalam prosesi larung menggunakan jukung lunik (perahu kecil) atau rakit kencana yang diisi dengan bermacam-macam sesaji tersebut. Perahu kecil ini kemudian dibawa untuk dipersembahkan kepada penguasa laut dengan dikawal oleh beberapa jukung lainnya yang dihiasi dengan bermacam sesajian seperti makanan, kopi, rokok, dan kelapa muda hijau. Setelah tiba di tengah laut, sang pawang pun membaca doa dan membakar kemenyan serta menaburkan bunga-bunga ke laut, kemudian sajian tersebut dibiarkan terombang-ambing dil autan. Setelah sesaji-sesaji tersebut dibawa oleh ombak kepinggir pantai maka menjadi objek rebutan masyarakat yang mengikuti acara ngumbai lawok. Mereka beranggapan bahwa sesajen itu akan membawa berkah dalam kehidupan.
Sebenarnya tradisi Ngumbai Lawok ini masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Masyarakat yang pro memiliki pandangan, tradisi ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan serta para penguasa laut yang telah memberikan para nelayan ikan dengan jumlah yang tak sedikit, serta dijauhkan dari marabahaya ketika di laut. Selain itu, untuk melestarikan budaya yang telah turun-menurun dan bertujuan mempererat tali silaturahmi serta menjadi ajang hiburan bagi masyarakat.
Sementara itu masyarakat yang berpandangan kontra menyatakan tradisi ini mengandung unsur syirik karena mempercayai adanya kekuatan lain selain Tuhan, seperti terdapat dalam Qs. An-Nisa : 48 tentang dosa syirik. Selain itu karena kepercayaan tersebut menimbulkan rasa khawatir dan takut akan adanya hal yang tidak diinginkan bila masyarakat tidak menyelenggarakan kegiatan itu. Selanjutnya sifat mubazir karena sesajen yang dilarungkan ke tengah laut terbuang begitu saja, sehingga dinilai menghamburkan uang, akan lebih baik bila disalurkan pada yang sangat membutuhkan. Namun perbedaan tersebut tidak menjadi suatu pertentangan yang terbuka, mereka menyadari bahwa hal tersebut hanya ekspresi keagamaan saja. Sebab upacara Ngumbai Lawok ini juga mengandung beberapa nilai yang bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat.
Setelah membaca teks materi di atas, jawablah pertanyaan pra-pembelajaran berikut ini secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain. Manfaatkan beragam sumber belajar, seperti browsing internet. Tuliskan jawaban pada kolom yang telah disediakan dan tandai/catat bagian pertanyaan yang belum dimengerti.
—————————————————————–
——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————
diskusi untuk membahas berbagai topik
esensial
Petunjuk berdiskusi :
Identifikasi Pertanyaan Pra Pembelajran yang belum Dipahami dan Alasannya.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Hasil Diskusi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Selamat Mengerjakan & Happy belajarnya