Secara umum, adanya pergantian siang dan malam yang terjadi di berbagai wilayah bumi, baik di daerah khatulistiwa maupun di daerah belahan bumi utara dan selatan diakibatkan oleh rotasi bumi, yaitu bumi berputar pada porosnya. Namun terjadinya perbedaan panjang siang dan malam di berbagai negara di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan diakibatkan oleh revolusi bumi, yaitu bumi berputar mengelilingi matahari dengan kondisi miring membentuk sudut 23,50 terhadap bidang orbitnya atau membentuk sudut 66,50 terhadap bidang edarnya.
Sebagaimana dijelaskan di atas, setiap tahunnya, matahari bergeser ke belahan bumi utara antara bulan Desember – Juni, dan balik kembali ke belahan bumi selatan, antara bulan Juni – Desember , dengan melewati garis khatulistiwa selama dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September.
Akibat kemiringan bumi saat bergeser ke utara maupun ke selatan tersebut menjadikan intensitas pencahayaan matahari yang diperoleh oleh suatu wilayah menjadi tidak seimbang, ada yang lebih banyak dan ada yang lebih sedikit. Banyak sedikitnya mendapatkan penyinaran matahari, berdampak pada perbedaan lama siang dan malam yang dialami negara-negara di suatu belahan bumi tertentu.
Misalnya ketika matahari sedang berada di belahan bumi utara, maka di negara-negara yang berada di belahan bumi utara akan mendapatkan lebih banyak sinar matahari, akibatnya mengalami siang yang lebih panjang, namun malam yang lebih pendek. Sebaliknya pada saat bersamaan di negara-negara yang berada di belahan bumi selatan akan mendapatkan lebih sedikit sinar matahari, akibatnya mengalami siang yang pendek, namun malam yang lebih panjang.
Untuk lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut ini:
Berdasarkan gambar di atas, antara bulan Desember – Juni, matahari bergerak dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara dengan melewati garis ekuator atau khatulistiwa. Pada bulan Desember, saat matahari mulai bergerak, adanya kemiringan bumi dengan sudut 23,5o terhadap matahari menjadikan posisi bumi di belahan bumi utara agak menjauhi matahari, sementara di belahan bumi selatan agak mendekati matahari.
Kondisi ini menyebabkan wilayah di belahan bumi utara, seperti negara Norwegia akan menerima sinar matahari yang lebih sedikit dibandingkan wilayah di belahan bumi selatan, seperti negara Australia. Akibat lanjutnya, negara Norwegia akan mengalami siang yang lebih pendek dan malam yang lebih panjang. Pada saat bersamaan, di Australia akan menerima sinar matahari yang lebih banyak. Akibat lanjutnya, Australia akan mengalami siang yang lebih panjang dan malam yang lebih pendek.
Bahkan ekstrimnya, pada di negara-negara di belahan utara yang paling dekat dengan daerah kutub, seperti Greenland tidak sama sekali mendapatkan sinar matahari selama full 24 jam atau mengalami malam berkepanjangan atau mengalami malam selama 1 (satu) hari penuh. Sedangkan sebaliknya pada saat bersamaan di belahan bumi selatan yang paling dekat dengan daerah kutub, seperti Argentina akan mendapatkan sinar matahari selama 24 jam atau mengalami siang selama 1 (satu) hari penuh.
Kemudian bulan Juni, saat matahari telah berada di belahan bumi utara, maka kembali akibat adanya kemiringan bumi dengan sudut 23,5o terhadap matahari menjadikan posisi bumi di belahan bumi utara agak mendekati matahari, sementara di belahan bumi selatan agak menjauhi matahari.
Kondisi ini menyebabkan wilayah di belahan bumi utara, seperti Norwegia akan menerima sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan wilayah di belahan bumi selatan, seperti Australia. Akibat lanjutnya, di Norwegia akan mengalami siang yang lebih panjang dan malam yang lebih pendek. Pada saat bersamaan, di Australia akan menerima sinar matahari yang lebih sedikit dibandingkan wilayah di belahan bumi utara. Akibat lanjutnya, Australia akan mengalami siang yang lebih pendek dan malam yang lebih panjang.
Bahkan ekstrimnya, pada di negara-negara di belahan utara yang paling dekat dengan daerah kutub, seperti Greenland akan mendapatkan sinar matahari selama 24 jam atau mengalami matahari terbit atau kondisi siang sepanjang hari selama 1 (satu) hari penuh. Sedangkan sebaliknya pada saat bersamaan di negara-negara di belahan bumi selatan yang paling dekat dengan daerah kutub, seperti Argentina tidak sama sekali mendapatkan sinar matahari selama 24 jam atau mengalami malam sepanjang hari atau kondisi malam selama 1 hari penuh. Untuk lebih memahaminya, saksikan link video youtube berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=8GjRy4XkPb4
Namun ketika matahari melintasi daerah ekuator atau khaltulistiwa pada bulan Maret atau Sepetember nanti, maka posisi matahari tepat berhadapan langsung dengan daerah khatulistiwa. Akibatnya pada seluruh wilayah di bumi, baik yang berada di daerah khatulistiwa maupun di belahan bumi utara dan selatan akan mendapatkan intensitas pencahayaan sinar matahari yang sama. Akibatnya lanjutnya durasi atau lama siang dan malam terjadi secara seimbang dan sama yakni selama 12 jam di daerah bumi manapun. Untuk lebih jelas amati gambar berikut ini.
Dalam perspektif agama Islam, terdapat salah satu ayat al-Qur’an yang membahas tentang ini, yaitu :
يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِۚ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مَا يَمْلِكُوْنَ مِنْ قِطْمِيْرٍۗ
Terjemahnya : Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, milik-Nyalah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (Qs Fathir : 13)
Berkaitan dengan peristiwa alam, terjadinya panjang siang dan malam, khususnya di wilayah Indonesia, Lampung, tidak banyak memunculkan ragam tradisi budaya. Karena daerah Indonesia mengalami panjang siang dan malam secara seimbang, atau 12 jam yang sama. Namun saja dampak perubahan cahaya yang terjadi di siang hari dan kegelapan di malam hari membentuk pola makan, khususnya bagi hewan yang aktif di siang hari dan malam hari (nokturnal).
Berikut contoh hewan yang menjadi endemik di Provinsi Lampung, yaitu Gajah dan Harimau Sumatera. Gajah Sumatera terkenal hewan herbivora (pemakan segala macam tumbuh-tumbuhan), karena itu hewan ini aktif di siang hari untuk mencari makan. Namun sebaliknya, Harimau Sumatera terkenal hewan karnivora (pemakan hanya berupa daging-dagingan), karena itu hewan ini aktif di malam hari untuk mencari dan berburu mangsa.
Gajah Sumatra adalah subspesies dari gajah asia. Taman Nasional Way Kambas adalah taman perlindungan gajah yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur. Berikut tampilannya:
Untuk membuktikan gajah adalah hewan herbivora raksasa, kita dapat mengamati dari ciri-ciri fisiknya, mulai dari mata, hidung (belalai), mulut, gigi, kaki, hingga feses yang dikeluarkannya. Berikut ulasannya:
Mata gajah terletak di sisi kepala, posisi ini sangat membantu gajah dalam mencari dan menemukan sumber makanan di sekitarnya tanpa harus menoleh. Pupil dan iris mata mata gajah berwarna hitam. Bila diperhatikan secara keseluruan ukuran bola
ukuran bola mata gajah relatif kecil dan terlihat sayu. Hal ini menjadikan gajah hanya dapat melihat dengan baik dalam cahaya redup, sehingga dalam kondisi cahaya yang terang, penglihatan gajah sangat buruk.
Di depan mata gajah terdapat belalai. Belalai sebenarnya hidung gajah yang panjang, yang menyatu dengan bibir bagian atas. Fungsi belalai untuk bernafas dan membau jenis-jenis makanan. Karenanya pada ujung belalai terdapat dua buah lubang hidung yangberperan sebagai reseptor dan pendeteksi keberadaan
sumber makanan meskipun berada pada jarak yang jauh. Faktanya meskipun penglihatan gajah buruk, namun penciumannya sangat tajam.
Kemudian, layaknya seperti tangan, belalai gajah yang bersifat lentur dan kuat ini sangat berfungsi membantu mamalia terestrial ini untuk mengambil, memegang, melintir, melingkarkan, dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya, ataupun untuk menjangkau makanan di pohon yang tinggi.
Bentuk mulut gajah sangat besar, luas, dan lebar sehingga dapat mencerna berbagai jenis makanan seperti rerumputan, dedaunan, biji-bijian, dan buah-buahan, bahkan palma, akar dan kulit yang sangat keras.
Pada mulut, gajah memiliki gigi geraham yang berukuran sangat besar, kuat, dan bergerigi yang berfungsi menggiling, menghancurkan, dan menggilas rerumputan atau dedaunan yang keras. Dalam sehari, rata-rata gajah dewasa makan selama 16-18 jam dan dapat menghabiskan hingga 200-300 kg biomassa.
Gajah tidak memiliki gigi taring, yang terlihat taring atau sering kita menyebutkan dengan gading, sebenarnya gigi seri yang terus bertumbuh dan memanjang hingga keluar mulut gajah. Gading gajah sangat tajam dan berfungsi untuk mengoyak dan mengupas makanan, serta berperan sebagai alat pertahanan wilayah teritorial dari serangan predator.
Daun kuping gajah sangat lebar dan besar. Untuk mencari makan di tengah hutan atau padang rumput, desain kuping seperti itu menjadi detektor untuk mengetahui pergerakan hewan buas sehingga bisa terhindar dari serangan.
Selain itu dengan mengkibas-kibaskannya dapat mengusir serangga-serangga kecil yang sering mengganggu, seperti semut, nyamuk dan lalat hutan.
Kaki gajah ada empat dan masing-masing memiliki 5 kuku di kaki bagian depan dan 4 kuku di bagian belakang. Kuku gajah berbentuk bulat besar dan tajam. Di bagian tapak kaki, terdapat kulit yang sangat keras dan berwarna hitam menyerupai “sepatu” yang berfungsi melindungi gajah terinjak benda-benda keras & tajam saat berjalan di tengah hutan atau padang rumput.
Dilihat dari feses (kotoran/urine) gajah. Karena makanan utamanya tumbuhan, maka kotoran gajah teksturnya agak lunak-keras, berserat, dan berwarna hijau kehitam-hitaman, serta mengeluarkan bau khas indikasi kadar amoniak yang sangat tinggi.
Kemudian, urin (pipis) gajah juga berberwarna kuning kehijauan dan kehitaman. Dengan pengelolaan yang baik, feses gajah dapat dimanfaatkan untuk pupuk hayati untuk meningkatkan kualitas tanaman.
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera dan termasuk fauna ikon provinsi Lampung. Di provinsi Lampung salah satu tempat penangkaran, pembudidayaan, dan rehabilitasi harimau Sumatra terletak di kawasan konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Kabupaten Pesisir Barat. Berikut tampilannya:
Harimau merupakan hewan mamalia dengan warna bulu dan pola belang yang khas, bahkan para ilmuwan mengatakan tiap harimau memiliki belang yang tidak sama. Pada harimau Sumatra memiliki warna bulu bagian atas lebih gelap dan belang yang lebih jelas. Warna dasar bulu harimau adalah orange dengan garis-garis (belang) warna hitam hingga coklat-ketuaan.
Dilihat dari bentuk kepala dan bentuk mukanya, harimau Sumatra memiliki kepala lebih membulat dengan moncong lebih pendek dan muka lebih lebar. Ciri pembeda utama harimau Sumatera dengan jenis lainnya terletak pada surai dan janggutnya yang lebat & panjang. Kadang-kadang bulu/rambut juga ada di perut bagian bawah
Pada mata, tidak seperti gajah, letak posisi mata harimau Sumatra berada di sisi depan kepala. Posisi ini, spot yang sangat akurat untuk memfokuskan pengamatan pada hewan buruan di depannya. Didukung dengan pupil mata yang bulat dan hitam, irisan mata yang kekuningan, garis hitam “celak” dibulatan mata
serta sudut kemiringan mata yang mencapai 30o menjadikan penglihatan harimau Sumatra sangat tajam mengamati sasaran mangsanya.
Pada penglihatan harimau Sumatra terdapat tapetum atau suatu lapisan (membran) yang dapat merefleksikan cahaya di saat pencahayaan kurang, sehingga membantu harimau Sumatra tetap dapat mengetahui dengan jelas keberadaan hewan mangsanya di tengah kegelapan meski berada di tempat tersembunyi sekalipun.
Indra lainnya, penciuman harimau Sumatra juga sangat tajam. Hidung (moncong) harimau Sumatra berbentuk lebih pendek dan lebar. Konstruksi hidung seperti ini sangat efektif dalam mengendus bau darah mangsa. Bila diperhatikan dengan seksama, rinarium atau ujung moncong harimau Sumatra, permukaannya selalu basah, lembab, dan memerah. Hal ini berperan sebagai reseptor bau untuk mendeteksi keberadaan hewan mangsanya meskipun.
Pada daun telinga berbentuk segitiga bundar dan tegak. Dengan desain seperti ini memudahkan harimau Sumatra untuk menggerak-gerakkan telinganya untuk mendeteksi gerakan dari hewan mangsa. Fakta ini menunjukkan saraf sensorik yang terdapat di kedua daun telinga harimau Sumatra sangat sensitif,
karena dapat mendengar gelombang suara yang oleh manusia tidak dapat terdengar. Bila diperhatikan, pada telinga harimau Sumatra terdapat bintik putih yang dikelilingi oleh warna hitam dan cokelat. Ini adalah ciri fisik alamiah yang dimiliki harimau Sumatra untuk berkamuflase ketika memburu hewan mangsa.
Bentuk mulut rahang harimau Sumatra sangat besar, kuat, dan tajam. Harimau Sumatra dewasa mempunyai 30 gigi, yang terdiri dari 1) gigi geraham yang bergerigi tajam dan berfungsi untuk mencabik, memotong, dan mengunyah makanan, dan 2) gigi taring (bahasa latin, canine) yang panjang
dan sangat tajam yang berfungsi menghancurkan leher dan tenggorakan mangsanya hingga lumpuh, & merobek-robek dan mengoyak daging mangsa.
Di alam bebas, harimau Sumatra umumnya sekali berburu dapat menghabiskan 18-40 kg daging mangsanya dalam sekali makan. Spesies karnivora yang sering dimangsa, seperti rusa sambar (Cervus unicolor), babi hutan (Sus sp.), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus sp.), kerbau liar (Bubalus bubalis), tapir (Tapirus indicus), kera (Macaca sp.), landak (Hystrix brachyuran), dan trenggiling (Manis javanica).
Harimau Sumatra memiliki empat kaki, dimana dua kaki depan lebih pendek dan kuat dari dua kaki belakang. Kecepatan berlari hingga 60 km/jam, mampu melompat sejauh 6 meter dengan tinggi 5 meter, dan suara auman bisa terdengar dari jarak 2 mil.
Diujung kaki tumbuh kuku-kuku yang sangat runcing dan tajam untuk mencakar mangsa, sehingga dengan sekali sabetan dapat mengoyak dan melumpuhkan mangsanya. Pada kaki harimau Sumatra juga terdapat bantalan tebal, bertekstur lunak/kenyal, dan berwarna hitam yang berfungsi meredam bunyi/suara ketika harimau berjalan memburu mangsa.
Sebenarnya semua harimau takut air. Namun begitu harimau, termasuk harimau Sumatra terkenal sebagai hewan yang mahir dalam berenang meskipun hingga sejauh puluhan kilometer. Hal ini karena di sela-sela jarinya terdapat selaput seperti bebek yang menjadikannya mampu berenang dengan sangat cepat guna mengejar hewan buruannya.
Terakhir, kotoran harimau Sumatra berbentuk bulat, besar, panjang, dan agak berwarna kehitaman. Teksturnya kasar dan cukup keras dan sedikit basah. Aromanya sangat menyengat dan bila diamati seksama terdapat sisa-sisa belulang dan bulu-bulu hewan. Begitu juga, air seninya sangat berbau amis dan menyengat khas daging busuk.
Setelah membaca teks materi di atas, jawablah pertanyaan pra-pembelajaran berikut ini secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain. Manfaatkan beragam sumber belajar, seperti browsing internet. Tuliskan jawaban pada kolom yang telah disediakan dan tandai/catat bagian pertanyaan yang belum dimengerti.
—————————————————————–
——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–
diskusi untuk membahas berbagai topik
esensial
Petunjuk berdiskusi :
Identifikasi Pertanyaan Pra Pembelajran yang belum Dipahami dan Alasannya.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Hasil Diskusi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Selamat Mengerjakan & Happy belajarnya