Dampak terjadinya perubahan musim merupakan implikasi lanjut dari gerak semu tahunan matahari. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, matahari bergeser ke belahan bumi utara antara bulan Desember – Juni, dan balik kembali ke belahan bumi selatan, antara bulan Juni – Desember.
Pergeseran ini membawa pengaruh pada intensitas pencahayaan matahari yang diperoleh oleh suatu wilayah menjadi tidak seimbang, ada yang lebih banyak dan ada yang lebih sedikit. Banyak sedikitnya mendapatkan penyinaran matahari, berdampak pada perubahan suhu di daerah tersebut.
Misalnya ketika matahari sedang mendekati belahan bumi utara, maka di negara-negara yang berada di belahan bumi utara akan mendapatkan lebih banyak sinar matahari, akibatnya suhu udara terasa lebih panas. Sebaliknya pada saat bersamaan ketika matahari sedang menjauhi belahan bumi selatan, maka di negara-negara yang berada di belahan selatan akan mendapatkan lebih sedikit sinar matahari, akibatnya suhu udara terasa lebih dingin.
Dengan demikian, perubahan suhu udara menjadi dasar penyebab perubahan musim. Singkatnya matahari yang bergerak (menjauh/mendekat) akan membawa pengaruh pada pergantian musim. Di belahan bumi, baik di bagian bumi utara maupun selatan, perubahan musim terjadi hingga 4 (empat) kali pergantian. Siklusnya berulang dan bergantian setiap tahun. Lengkapnya amati tabel :
Tabel 3 Tanggal Perubahan Musim
Tanggal dan Bulan | Belahan Bumi Utara | Belahan Bumi Selatan |
22 Desember – 22 Maret | Musim dingin | Musim panas |
23 Maret – 20 Juni | Musim semi | Musim gugur |
21 Juni – 22 September | Musim panas | Musim dingin |
23 September – 21 Desember | Musim gugur | Musim semi |
Berdasarkan tabel di atas, sebagaimana diketahui pada bulan Desember matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara. Dengan kata lain, artinya pada bulan Desember tersebut posisi matahari masih berada di belahan bumi selatan, contoh Australia (belum berada di belahan bumi utara, atau baru mulai ingin bergerak ke belahan bumi utara, contoh Norwegia). Akibatnya posisi bumi di Australia agak miring mendekati matahari, sedangkan posisi bumi di Norwegia agak miring menjauhi matahari.
Akibat berikutnya, negara Australia menerima sinar matahari yang lebih banyak dan mengakibatkan udara lebih panas, sehingga terjadilah musim panas. Sebaliknya pada saat bersamaan atau masih di bulan Desember tersebut, di Norwegia menerima sinar matahari yang lebih sedikit dan mengakibatkan udara lebih dingin, sehingga terjadilah musim dingin.
Lalu pada bulan Maret, ketika posisi matahari sedang melintasi daerah ekuator atau khaltulistiwa, maka posisi matahari menghadap langsung ke daerah khatulistiwa. Akibatnya, di Australia yang sebelumnya mengalami musim panas berubah menjadi musim gugur, dikarenakan terjadi penurunan suhu udara yang drastis, dari yang semula sangat tinggi/panas menjadi lebih dingin. Namun sebaliknya disaat bersamaan, di Norwegia yang sebelumnya mengalami musim dingin berubah menjadi musim semi, dikarenakan udara mulai menghangat karena matahari mulai menuju ke arah belahan bumi utara.
Kemudian, pada bulan Juni saat matahari berada di belahan bumi utara, maka posisi bumi di belahan bumi selatan agak menjauhi matahari, sedangkan posisi bumi di belahan utara agak mendekati matahari. Kondisi ini menyebabkan wilayah di Australia menerima sinar matahari yang lebih sedikit dan akibatnya udara lebih dingin karena intensitas panas cahaya matahari yang diterima di negara Australia, benar-benar sangat kurang, sehingga akibatnya terjadilah musim dingin. Sebaliknya, pada saat yang bersamaan di Norwegia menerima sinar matahari yang lebih banyak dan mengakibatkan udara lebih panas, karena paparan panas matahari lebih banyak diterima di negara ini, sehingga akibatnya terjadilah musim panas.
Selanjutnya pada bulan September, ketika matahari kembali ke titik balik ingin menuju selatan, dengan melewati daerah ekuator atau khaltulistiwa, maka kondisi musim di Australia yang sebelumnya mengalami musim dingin berubah menjadi musim semi dikarenakan udara mulai terasa lebih hangat. Akibatnya pepohonan, tanaman dan tumbuh-tumbuhan serta bunga-bungapun mulai tumbuh dan bermekaran.
Namun sebaliknya disaat bersamaan, kondisi musim di Norwegia yang sebelumnya mengalami musim panas berubah menjadi musim gugur, karena daerah/negara Norwegia yang semula udaranya panas, mulai berkurang intensitas udara yang diterima di negara tersebut dikarenakan matahari mulai menuju ke arah belahan bumi selatan. Untuk lebih jelasnya perhatikan link video youtube ini, terkait hubungan gerak semu tahunan matahari dengan terbentuknya perubahan musim. https://www.youtube.com/watch?v=fxwlhkcjqkc
Sementara itu, perubahan musim yang dialami oleh negara Indonesia yang notabene berada di daerah khatulistiwa, maka relatif perubahan musim hanya ada dua yang terjadi, yaitu musim kemarau (panas) dan musim penghujan (dingin). Hal tersebut dikarenakan intensitas penyinaran matahari yang terjadi di negara Indonesia berlangsung relatif sama sepanjang tahun.
Secara geografis letak Indonesia di antara dua benua dan dua Samudra. Posisi geografis ini menyebabkan daerah ini lebih hangat dan lembab, suhu udara relatif tinggi, dan stabil. Karakteristik iklim tropis ini sering menjadi pemicu tingginya curah hujan di daerah ini. Perhatikan peta di samping ini:
Akibat berikutnya memicu terbentuknya pergerakan angin, yaitu angin muson barat pembawa bibit terjadinya hujan, dan sebaliknya angin muson timur pembawa bibit terjadinya kondisi kering. Perhatikan gambar berikut
Pada gambar di atas menunjukkan pergerakan angin musom barat. Angin jenis ini bertiup dari benua Asia ke benua Australia melewati wilayah Indonesia. Perpindahan tersebut terjadi karena suhu udara di benua Asia lebih dingin dibandingkan di benua Australia yang lebih hangat. Namun, karena efek rotasi bumi yang memiliki arah dari barat ke timur, menjadikan angin ini ketika melewati wilayah Indonesia yang notabene merupakan daerah khatulistiwa mengalami pembelokkan ke arah kanan atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Pembelokkan ke arah kanan, melewati Samudra Hindia yang notabene merupakan lautan besar, akibatnya ketika angin ini bertiup ke wilayah Indonesia dengan membawa banyak uap air (udara lembab) dari sana. Selanjutnya, uap air naik ke atmosfer Indonesia dan mengembun (membentuk kondensasi), sehingga terjadilah awan hujan. Proses perpindahan ini menyebabkan Indonesia mengalami musim penghujan dan menjadikan cuaca lebih sejuk di sebagian besar wilayah Indonesia.
Di Indonesia musim hujan biasanya berlangsung dari sekitar bulan Oktober hingga April. Hal ini bisa dijelaskan, mengapa rentang musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan tersebut, karena sebagaimana di jelaskan di atas karena pada saat bersamaan posisi matahari sedang perjalanan/bergeser menuju belahan bumi utara, antara bulan Desember – Juni, dengan melewati daerah khatulistiwa pada bulan September.
Hal tersebut menjadikan suhu udara di Benua Australia (belahan bumi selatan) lebih panas dan tekanan udara lebih rendah. Sebaliknya, di benua Asia (belahan bumi utara) lebih dingin dan tekanan udara lebih tinggi. Perbedaan tekanan ini, sebagaimana hukum Buys Ballot bahwa angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi (udara dingin) menuju tempat yang bertekanan lebih rendah (udara panas), menjadikan udara bergerak dari benua Asia yang bertekanan tinggi ke Benua Australia yang bertekanan udara rendah. Akibatnya terbentuk angin yang disebut angin musom barat dan wilayah Indonesia akan mendapat dampaknya berupa terjadinya musim penghujan.
Di sisi lain, terdapat juga angin musom timur. Perhatikan gambar berikut ini:
Pada gambar di atas menunjukkan pergerakan angin musom timur. Angin jenis ini bertiup dari benua Australia ke benua Asia melewati wilayah Indonesia. Perpindahan tersebut terjadi karena suhu udara di benua Australia lebih dingin dibandingkan di benua Asia yang lebih panas. Namun, karena efek rotasi bumi yang memiliki arah dari barat ke timur, menjadikan angin ini ketika melewati wilayah Indonesia yang notabene merupakan daerah khatulistiwa mengalami pembelokkan ke arah kiri atau searah dengan jarum jam.
Akibatnya, kandungan-kandungan uap air yang dibawa angin ini tergolong relatif sedikit, cenderung membawa uap/udara kering dan panas, dengan kelembaban udara yang sangat rendah. Dikarenakan angin tersebut hanya melewati beberapa laut yang sempit, akibatnya ketika angin ini bertiup ke wilayah Indonesia hanya membawa sedikit uap air yang menjadikan Indonesia hanya sedikit mendapatkan curah hujan. Proses perpindahan ini menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau (kering) yang ditandai dengan penurunan curah hujan, kelembaban udara, dan suhu udara. Akibatnya menjadikan cuaca lebih panas disebagian besar wilayah Indonesia
Namun demikian, adanya angin musom timur juga membawa dampak positif, diantaranya bagi petani mengurangi kekhawatiran akan kondisi tanaman seperti bibit yang rontok atau rusak akibat hujan lebat. Begitu juga penjemuran-penjemuran terhadap hasil pertanian seperti padi dapat dilakukan dengan lebih baik dan maksimal karena mendapatkan sinar matahari yang cukup. Kondisi kering juga dapat dimanfaatkan petani untuk memanen hasil pertanian dengan lebih tenang. Begitu juga bagi para nelayan, mereka dapat melaut dengan tenang. Cuaca yang hangat dan cerah akan membuat nelayan dapat melaut. Mereka tidak khawatir dengan gelombang yang tinggi, hasil produktifitas tangkapan ikan berkurang bila air sedang pasang, dan bahaya lain akibat musim hujan.
Di Indonesia musim kemarau biasanya berlangsung dari sekitar bulan April hingga Oktober. Hal ini bisa dijelaskan, mengapa rentang musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan tersebut, karena sebagaimana di jelaskan di atas karena pada saat bersamaan posisi matahari sedang perjalanan/bergeser menuju belahan bumi selatan, antara bulan Juni – Desember, dengan melewati daerah khatulistiwa pada bulan Maret.
Hal tersebut menjadikan suhu udara di Benua Australia (belahan bumi selatan) lebih dingin dan tekanan udara lebih tinggi. Sebaliknya, di benua Asia (belahan bumi utara) lebih panas dan tekanan udara lebih rendah. Perbedaan tekanan ini, sebagaimana hukum Buys Ballot bahwa angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi (udara dingin) menuju tempat yang bertekanan lebih rendah (udara panas), menjadikan udara bergerak dari benua Australia yang bertekanan tinggi ke Benua Asia yang bertekanan udara rendah. Akibatnya terbentuk angin yang disebut angin musom timur dan wilayah Indonesia akan mendapat dampaknya berupa terjadinya musim kemarau.
Pola ini akan berulang setiap tahun di Indonesia. Perbedaan intensitas cahaya yang diterima di suatu wilayah/daerah kota di Indonesai sangat mempengaruhi tingkat suhu udara. Pemanasan yang tidak merata ini tentu disebabkan oleh posisi matahari yang senantiasa bergeser setiap tahunnya. Selain itu, faktor topografi daerah, seperti memiliki pegunungan tinggi, berupa dataran tinggi, berlembah-lembah, dan berpulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah Indonesia turut berpengaruh secara signifikan dalam menahan awan dan memicu hujan. Hasilnya, berbagai wilayah Indonesia dapat mengalami misim hujan dan kemarau dengan intensitas dan durasi yang berbeda-beda sepanjang tahun.
Dalam perspektif agama Islam, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas tentang peristiwa ini, diantaranya :
وَلَقَدْ اَخَذْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِيْنَ وَنَقْصٍ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ ١٣٠
Artinya : Sungguh, Kami telah menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan) kemarau panjang dan kekurangan buah-buahan agar mereka mengambil pelajaran (Qs Al A’raf : 130)
Berkaitan dengan peristiwa alam, terjadinya perubahan musim khususnya di wilayah, Indonesia, provinsi Lampung telah banyak memunculkan ragam tradisi budaya, seperti tradisi Ngumbai Sabah. Tradisi ini asli dari Lampung khususnya Lampung Saibatin. Tradisi ini adalah tradisi adat masyarakat Lampung Barat, khususnya Pekon Biha. Umumnya masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan menggantungkan penghasilan dengan bercocok tanam.
Ritual adat Ngumbai Sabah dilakukan agar diberikan hasil panen padi yang melimpah dan dijauhkan dari hama penyakit yang merusak tanaman padi mereka. Acara ini juga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan panen yang telah diberikan sebelumnya. Biasanya acara ritual adat ini dilaksanakan saat padi telah memasuki usia 45 hari setelah ditanam.
Rangkaian upacara adat:
Pada tahap ini, masyarakat mula-mula bermusyawarah di masjid atau tempat yang ditentukan untuk membahas persiapan berupa waktu pelaksanaan, pembagian tugas, persiapan hidangan, termasuk hewan kurban sembelihan, dan lain-lain yang diperlukan. Umumnya saat rapat persiapan ini dipimpin seorang yang sudah dianggap sesepuh dalam acara Ngumbai Sabah dan waktunya dilakukan setelah sholat jum’at.
Setelah musyawarah disepakati dalam pelaksanaan Ngumbai Sabah ini, hewan yang disembelih adalah ayam dan dilakukan di rumah masing-masing pada proses penyembelihannya. Penyembelihan ayam ini dilakukan sehari sebelum akan dilaksanakannya Ngumbai Sabah. Masing-masing masyarakat yang akan mengikuti Ngumbai Sabah ini menyiapkan pucuk aren dan saat penyembelihan ayam darahnya ditandahkan di pucuk aren tersebut, sedangkan dagingnya dimasak untuk acara perayaan saat mentap hidangan.
Pada saat pelaksanaan, masyarakat berkumpul di masjid pada pukul 08.00. Namun panitia atau yang bertanggungjawab telah datang lebih awal untuk mempersiapkan segala macam persiapan. Pada acara inti, sesepuh desa memulai acara dengan mengingat kembali apa yang dilakukan oleh masyarakat terdahulu dalam melaksanakan upacara Ngumbai Sabah ini. Lanjut ke acara berikutnya yaitu pembacaan do’a atau istilahnya penayuhan. Pembacaan do’a dipimpin oleh tokoh agama atau tokoh adat masyarakat setempat, sekaligus memberikan nasehat agar senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia dan menjaga kelestarian alam.
Do’a berisi permohonan keselamatan, kelancaran serta keberkahan rezeki, seperti membacakan surah Al-Fatihah, surah Al-Ikhlas, ayat Kursi, dan surah Yasin. Setelah pembacaan do’a dilanjutkan dengan pembacaan buku manaqip yang menggambarkan cerita-cerita keteladan para Nabi. Dalam proses ini, masyarakat bersama-sama berdo’a agar dilimpahkan panen padi, dijauhkan dari berbagai hama penyakit yang dapat merusak tanaman padi, dan membuat petani mengalami kerugian.
Setelah acara panayuhan selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan acara pangan atau menyantap hidangan secara bersama-sama. Pemandu acara adat mempersilahkan masyarakat untuk menyantap makanan yang sudah mereka bawa masing-masing dari rumah, berupa daging ayam yang dijadikan qurban. Selain itu makanan yang dihidangkan seperti makanan tradisonal khas daerah. Saat proses ini, biasanya yang lebih dahulu menyantap makanan yaitu para tokoh adat, tetuha, dan pemuka adat, dan disusul masyarakat secara umum.
Pembagian air cendana. Tahap ini merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian acara Ngumbai Sabah. Air cendana merupakan air yang diberikan kikisan air cendana yang berguna untuk disiramkan ke setiap lahan sawah. Air cendana memiliki makna spiritual dan dianggap sebagai berkah. Masyarakat mempercayai bahwa air cendana ini dapat memberikan perlindungan dan keberkahan bagi mereka. Biasanya pembagian air cendana ini dilakukan setelah acara pangan selesai. Proses pembagian air cendana biasanya ketua pelaksana sudah menyiapkan seember besar air yang sudah dikikiskan kayu cendana. Lalu dimasukkan dalam botol dan dibawa pulang masyarakat untuk disiramkan ke lahan sawah masing-masing.
Pada acara ini, masyarakat bersiap-siap untuk menuju sawah masing-masing. Lokasi sawah masyarakat berbeda-beda, ada yang dekat pemukiman warga namun ada juga yang jauh sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk menujunya, misalnya jalan menujunya sangat terjal dan becek karena habis hujan. Karena itu, masyarakat ada yang berjalan kaki, menggunakan sepeda, ataupun motor, bahkan mobil (bila ada).
Di lokasi sawah, masyarakat telah membawa pucuk aren. Pucuk aren merupakan salah satu syarat dalam prosesi Ngumbai Sabah. Pucuk aren ditancapkan di tengah-tengah tatumbai. Tatumbai ini adalah benih padi yang ditanam berkelipatan ganjil biasanya 9 dan 11 dipojokan patok sawah atau yang mudah dijangkau oleh petani. Karena di tengah-tengah-tengah tatumbai inilah pucuk aren nantinya akan ditancapkan.
Sesampainya di lokasi sawah, petani mulai menancapkan pucuk aren di tatumbai dan mengucapkan niatnya “ku nikahkan kau selang sri sakti jama tanoh bumi”. Selang sri sakti ini merupakan sebutan nama padi pada zaman dahulu kala, sedangkan tanoh bumi yaitu artinya tanah yang ada di bumi ini.
Ritual berikutnya yaitu menyiram air cendana ke sekeliling sawah. Petani menyiramkan air cendana ini ke seluruh patok sawah sembari mengucap kalimat Basmallah. Air cendana ini mempunyai makna agar sawah tidak kekeringan atau kekurangan air.
Setelah membaca teks materi di atas, jawablah pertanyaan pra-pembelajaran berikut ini secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain. Manfaatkan beragam sumber belajar, seperti browsing internet. Tuliskan jawaban pada kolom yang telah disediakan dan tandai/catat bagian pertanyaan yang belum dimengerti.
———————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–
diskusi untuk membahas berbagai topik
esensial
Petunjuk berdiskusi :
Identifikasi Pertanyaan Pra Pembelajran yang belum Dipahami dan Alasannya.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Hasil Diskusi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Tabel 6. Perubahan Musim
Tanggal dan Bulan | Belahan Bumi Utara | Belahan Bumi Selatan |
22 Desember – 22 Maret | Musim dingin | Musim panas |
23 Maret – 20 Juni | Musim semi | Musim gugur |
21 Juni – 22 September | Musim panas | Musim dingin |
23 Sept – 21 Desember | Musim gugur | Musim semi |
Selamat Mengerjakan & Happy belajarnya