Di pelajaran ini, kita akan membahas sejumlah strategi yang berfokus pada dialog yang menggunakan maksud berkebalikan (Contrary meanings); terutama yang berhubungan dengan Wishes (harapan atau do’a) dan Untrue Conditions (kalimat pengandaian yang tidak terjadi).
1. Harapan/Do’a (Wishes).
Dalam Percakapan Pendek, seringkali ada kalimat-kalimat yang mengandung maksud yang berkebalikan. Artinya, kenyataan yang terjadi (maksud kalimatnya) justru berkebalikan dari makna kalimat yang diucapkan.
Yang paling penting untuk diingat dari wishes (harapan/do’a) adalah kalimat harapan menyiratkan bahwa kebalikan dari harapan itulah yang terjadi.
Kemudian, perlu diingat juga bahwa dalam kalimat wishes, to be was diganti dengan to be were untuk mengindikasikan bahwa kalimat atau pernyataan tersebut tidak terjadi/hanya berupa harapan/pengandaian.
Berikut ini adalah beberapa poin utama yang perlu diketahui tentang kalimat wishes (harapan):
Contoh:
Di audio kita dengar:
(woman) It’s too bad that you have to stay here and work during the school break.
(man) I really wish I could go with you and the others to Palm Springs.
(narrator) What does the man mean?
Pilihan jawabannya
(A) Maybe he will go with the others on the trip.
(B) He is unable to go on the trip.
(C) He’s happy to be going on the trip.
(D) He’s going on the trip, but not with the others.
Dalam kalimatnya, si Pria menggunakan ungkapan Wish, yaitu harapan. Dia berharap dapat pergi bersama dengan yang lainnya. Karena dia menggunakan ungkapan harapan, kita bisa simpulkan bahwa kenyataannya berkebalikan dari yang dia ucapkan. Dengan kata lain, dia TIDAK BISA PERGI. Jadi jawabannya B. He is unable to go on the trip.
Setelah memahami materi diatas, kerjakan latihan berikut.
2. Kalimat Pengandaian yang Tidak Terjadi (Untrue Conditions).
Seperti pada kalimat wishes (harapan), kalimat pengandaian juga menyiratkan bahwa kebalikan dari yang diandaikan tersebut adalah kenyataannya. Dalam kalimat pengandaian, to be were juga digunakan untuk mengganti was.Â
Kalimat pengandaian biasanya dicirikan oleh penggunaan if. . .
Berikut poin-poin utama yang perlu diingat saat mendengar kalimat pengandaian yang tidak terjadi (untrue conditions):
Contoh:
Di audio kita dengar:
(man) Do you think that you’ll be able to go to the party?
(woman)Â If had time, I would go.
(narrator) What does the woman say about the party?
Pilihan jawabannya
(A) Maybe she’ll go.
(B) She has time, so she’ll go.
(C) She is going even if she doesn’t have time.
(D) It’s impossible to go.
Dalam kalimatnya, si Wanita menggunakan kalimat pengandaian If I had time . Seandainya aku punya waktu, aku akan pergi. Karena dia menggunakan kalimat pengandaian yang tidak terjadi, kenyataannya berkebalikan dari yang dia ucapkan. Dengan kata lain, dia TIDAK PUNYA WAKTU untuk pergi. Jadi jawabannya D. It’s impossible to go. Dia tidak mungkin bisa pergi ke pesta tersebut.
Berhati-hatilah dengan kalimat-kalimat yang menggunakan maksud berkebalikan ini saat mendengarkan percakapan pendek di tes Listening.
Setelah memahami materi diatas, kerjakan latihan berikut.