Pelajaran 4 – Contrary Meanings
Di pelajaran ini, kita akan membahas sejumlah strategi yang berfokus pada dialog yang menggunakan maksud berkebalikan (Contrary meanings); terutama yang berhubungan dengan Wishes (harapan atau do’a) dan Untrue Conditions (kalimat pengandaian yang tidak terjadi).
1. Harapan/Do’a (Wishes).
Dalam Percakapan Pendek, seringkali ada kalimat-kalimat yang mengandung maksud yang berkebalikan. Artinya, kenyataan yang terjadi (maksud kalimatnya) justru berkebalikan dari makna kalimat yang diucapkan.
Yang paling penting untuk diingat dari wishes (harapan/do’a) adalah kalimat harapan menyiratkan bahwa kebalikan dari harapan itulah yang terjadi.
Kemudian, perlu diingat juga bahwa dalam kalimat wishes, to be was diganti dengan to be were untuk mengindikasikan bahwa kalimat atau pernyataan tersebut tidak terjadi/hanya berupa harapan/pengandaian.
Berikut ini adalah beberapa poin utama yang perlu diketahui tentang kalimat wishes (harapan):
- Harapan positif menyiratkan realita/kenyataan negatif. Contoh: I wish I had time to help. Kuharap aku punya waktu untuk membantu. Artinya, pada kenyataannya, I have no time to help. Aku tidak punya waktu untuk membantu.
- Harapan negatif menyiratkan realita/kenyataan positif. Contoh: I wish I did not have time to help. Seandainya aku tidak punya waktu untuk membantu. Ini berarti, pada kenyataannya, I have time to help. Aku punya waktu untuk membantu.
- Kata kerja past tense menyiratkan kenyataan dalam konteks waktu present (saat ini). Contoh: I wish he were at home. Seandainya (kuharap) dia ada di rumah. Maksud kalimat ini adalah, pada kenyataannya he is not at home, dia tidak ada di rumah. To be were (past tense) dalam kalimat wish menyiratkan bahwa dia tidak ada di rumah saat ini (diindikasikan dengan to be is ).
- Kata kerja past perfect tense menyiratkan kenyataan dalam konteks waktu past. Contoh: I wish he had been at home. Seandainya dia ada di rumah. Penggunaan bentuk past perfect had been menunjukkan bahwa kenyataan itu terjadi di masa lalu (past). Kenyataan bahwa dia tidak ada di rumah terjadi di masa lalu, diindikasikan dengan to be was. He was not at home.
Contoh:
Di audio kita dengar:
(woman) It’s too bad that you have to stay here and work during the school break.
(man) I really wish I could go with you and the others to Palm Springs.
(narrator) What does the man mean?
Pilihan jawabannya
(A) Maybe he will go with the others on the trip.
(B) He is unable to go on the trip.
(C) He’s happy to be going on the trip.
(D) He’s going on the trip, but not with the others.
Dalam kalimatnya, si Pria menggunakan ungkapan Wish, yaitu harapan. Dia berharap dapat pergi bersama dengan yang lainnya. Karena dia menggunakan ungkapan harapan, kita bisa simpulkan bahwa kenyataannya berkebalikan dari yang dia ucapkan. Dengan kata lain, dia TIDAK BISA PERGI. Jadi jawabannya B. He is unable to go on the trip.
Setelah memahami materi diatas, kerjakan latihan berikut.
2. Kalimat Pengandaian yang Tidak Terjadi (Untrue Conditions).
Seperti pada kalimat wishes (harapan), kalimat pengandaian juga menyiratkan bahwa kebalikan dari yang diandaikan tersebut adalah kenyataannya. Dalam kalimat pengandaian, to be were juga digunakan untuk mengganti was.Â
Kalimat pengandaian biasanya dicirikan oleh penggunaan if. . .
Berikut poin-poin utama yang perlu diingat saat mendengar kalimat pengandaian yang tidak terjadi (untrue conditions):
- Pengandaian positif menyiratkan kenyataan negatif.  Contoh: If she were at home, she could do it. Jika dia ada di rumah, dia bisa melakukannya. Maksud kalimat pengandaian ini adalah, pada kenyataannya she is not at home. Dia tidak ada di rumah.
- Pengandaian negatif menyiratkan kenyataan positif. Contoh: If she weren’t at home, she could do it. Jika dia tidak ada di rumah, dia bisa melakukannya. Dari kalimat ini, bisa kita simpulkan bahwa pada kenyataannya she is home. Dia ada di rumah.
- Pengunaan past tense menyiratkan kenyataan dalam konteks waktu  present. Contoh: If I had money, I would buy it. Kalau aku punya uang, aku akan membelinya. Kata had mengindikasikan konteks past tense. Artinya, pada kenyataannya  I do not have money. Do mengindikasikan konteks present tense. Saat ini aku tidak punya uang.
- Penggunaan kata kerja dalam bentuk past perfect menyiratkan kenyataan yang terjadi dalam konteks past .  Contoh: If I had had money, I would buy it. Penggunaan had had mengindikasikan konteks past perfect. Artinya, pada kenyataannya I did not have money. Did mengindikasikan konteks waktu past.
- Had bisa dipakai untuk menunjukkan pengandaian tanpa menggunakan if (tapi subjek dan kata kerjanya harus dibalik). Jadi, strukturnya bukan Subjek + had, tapi Had + subjek.  Contoh: Had I had money, I would have bought it. Karena dalam kalimat ini, had mendahului subjek I atau posisi subjek (I) dibalik dengan posisi kata kerja (had), kita harus menyimpulkan bahwa ini adalah kalimat pengandaian. Artinya, pada kenyataannya I did not have money.
Contoh:
Di audio kita dengar:
(man) Do you think that you’ll be able to go to the party?
(woman)Â If had time, I would go.
(narrator) What does the woman say about the party?
Pilihan jawabannya
(A) Maybe she’ll go.
(B) She has time, so she’ll go.
(C) She is going even if she doesn’t have time.
(D) It’s impossible to go.
Dalam kalimatnya, si Wanita menggunakan kalimat pengandaian If I had time . Seandainya aku punya waktu, aku akan pergi. Karena dia menggunakan kalimat pengandaian yang tidak terjadi, kenyataannya berkebalikan dari yang dia ucapkan. Dengan kata lain, dia TIDAK PUNYA WAKTU untuk pergi. Jadi jawabannya D. It’s impossible to go. Dia tidak mungkin bisa pergi ke pesta tersebut.
Berhati-hatilah dengan kalimat-kalimat yang menggunakan maksud berkebalikan ini saat mendengarkan percakapan pendek di tes Listening.
Setelah memahami materi diatas, kerjakan latihan berikut.